1. PENGERTIAN NASIONALISME
Nasionalisme berasal dari kata ”Nation” dalam bahasa Inggris yang
berarti bangsa. Nation dalam bahasa latin yang berarti kelahiran
kembali, suku, bangsa. Bangsa adalah sekelompok orang/ iman yang
mendiami wilayah tertentu dan memiliki hasrat dan kemauan bersama untuk
bersatu karena adanya persamaan nasib, cita-cita, kepentingan, dan
tujuan yang sama.
Sehingga Nasionalisme dapat diartikan:
· Paham yang menempatkan kesetiaan tertinggi individu harus
diserahkan kepada negara dan bangsa (pengertian menurut Hans Kohn)
· Semangat/ perasaan kebangsaan, yaitu semangat/ perasaan cinta terhadap bangsa dan tanah air.
· Suatu sikap politik dan sosial dari kelompok-kelompok suatu
bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bangsa dan wilayah serta
kesamaan cita-cita dan tujuan sehingga merasakan adanya kesetiaan
mendalam terhadap kelompok bangsa itu.
2. KELAHIRAN NASIONALISME DI DUNIA
Terbentuknya nasionalisme melalui beberapa fase, yaitu :
a. Nasionalisme awalnya muncul pada masa kerajaan Yunani, yaitu
cita-cita sebagai bangsa terpilih, kenangan masa lampau, dan harapan
masa depan, serta peran terdepan bangsa mereka. Sebagai bangsa pembangun
peradaban.
b. Munculnya benih kesadaran nasional stelah adanya peristiwa Renaissance dan Reformasi pada abad ke-14.
c. Pada abad ke-17 muncul nasionalisme di Inggris yang diikuti
dengan munculnya nasionalisme di Amerika dan Perancis pada abad ke-18.
d. Pada pertengahan abad ke-19 nasionalisme semakin berkembang di
Eropa dari nasionalisme yang awalnya bersifat kemanusiaan berubah
menjadi agresif dan memusuhi bangsa lain. Sejak itu muncullah
negara-negara yang berusaha melakukan imperialisme dan kolonialisme.
Nasionalisme Eropa terjadi pada masa transisi dari masyarakat feodal ke
masyarakat industri yang menghasilkan paham kapitalisme dan liberalisme.
e. Nasionalisme yang muncul di Eropa berbeda dengan nasionalisme
yang muncul di Asia sebab Nasionalisme di Asia muncul sebagai reaksi
terhadap kolonialisme dan imperialisme bangsa Eropa. Mereka menumbuhkan
nasionalisme untuk melawan penjajahan.
f. Sementara itu nasionalisme di Indonesia terasa pengaruhnya
saat perang untuk memeproleh dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
3. KEMUNCULAN NASIONALISME DI INDONESIA
Sejak abad 19 dan abad 20 muncul benih-benih nasionalisme pada bangsa
Asia Afrika khususnya Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi
munculnya nasionalisme :
1) Faktor dari dalam (internal)
a. Kenangan kejayaan masa lampau
Bangsa-bangsa Asia dan Afrika sudah pernah mengalami masa kejayaan
sebelum masuk dan berkembangnya imperialisme dan kolonialisme barat.
Bangsa India, Indonesia, Mesir, dan Persia pernah mengalami masa
kejayaan sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Kejayaan masa lampau
mendorong semangat untuk melepaskan diri dari penjajahan. Bagi
Indonesia kenangan kejayaan masa lampau tampak dengan adanya kenangan
akan kejayaan pada masa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. Dimana pada
masa Majapahit, mereka mampu menguasai daerah seluruh nusantara,
sedangkan masa Sriwijaya mampu berkuasa di lautan karena maritimnya yang
kuat.
b. Perasaan senasib dan sepenanggungan akibat penderitaan dan kesengsaraan masa penjajahan
Penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa
Asia, Afrika mengakibatkan mereka hidup miskin dan menderita sehingga
mereka ingin menentang imperialisme barat.
c. Munculnya golongan cendekiawan
Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya golongan cendekiawan
baik hasil dari pendidikan barat maupun pendidikan Indonesia sendiri.
Mereka menjadi penggerak dan pemimpin munculnya organisasi pergerakan
nasional Indonesia yang selanjutnya berjuang untuk melawan penjajahan.
d. Paham nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi, dan kebudayaan
i. Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan
nasionalis menyuarakan aspirasi masyarakat pribumi yang telah hidup
dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi manusia. Mereka ingin
menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.
ii. Dalam bidang ekonomi, tampak dengan adanya usaha
penghapusan eksploitasi ekonomi asing. Tujuannya untuk membentuk
masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan untuk
meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.
iii. Dalam bidang budaya, tampak dengan upaya untuk
melindungi, memperbaiki dan mengembalikan budaya bangsa Indonesia yang
hampir punah karena masuknya budaya asing di Indonesia. Para nasionalis
berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta menumbuhkan kebudayaan
asli bangsa Indonesia.
2) Faktor dari luar (eksternal)
a. Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)
1904-1905 Jepang melawan Rusia dan tentara Jepang berhasil
mengalahkan Rusia. Hal ini dikarenakan, modernisasi yang dilakukan
jepang yang telah membawa kemajuan pesat dalam berbagai bidang bahkan
dalam bidang militer. Awalnya dengan kekuatan yang dimiliki tersebut
Jepang mampu melawan Korea tetapi kemudian dia melanjutkan ke Manchuria
dan beberapa daerah di Rusia. Keberhasilan Jepang melawan Rusia inilah
yang mendorong lahirnya semangat bangsa-bangsa Asia Afrika mulai bangkit
melawan bangsa asing di negerinya.
b. Perkembangan Nasionalisme di Berbagai Negara
a) Pergerakan Kebangsaan India
India untuk menghadapi Inggris membentuk organisasi kebangsaan dengan
nama ”All India National Congres”. Tokohnya, Mahatma Gandhi, Pandit
Jawaharlal Nehru, B.G. Tilak,dsb. Mahatma Gandhi memiliki dasar
perjuangan :
1. Ahimsa (dilarang membunuh) yaitu gerakan anti peperangan
2. Hartal, merupakan gerakan dalam bentuk asli tanpa berbuat apapun walaupun mereka tetapi masuk kantor atau pabrik
3. Satyagraha merupakan gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah kolonial Inggris.
4. Swadesi merupakan gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang buatan negeri sendiri
Selain itu adanya pendidikan Santiniketan oleh Rabindranath Tagore
b) Gerakan Kebangsaan Filipina
Digerakkan oleh Jose Rizal dengan tujuan untuk mengusir penjajah
bangsa Spanyol di Wilayah Filipina. Jose ditangkap tanggal 30 September
1896 dijatuhi hukuman mati. Akhirnya dilanjutkan Emilio Aquinaldo yang
berhasil memproklamasikan kemerdekaan Filipina tanggal 12 Juni 1898
tetapi Amerika Serikat berhasil menguasai Filipina dari kemerdekaan baru
diberikan Amerika Serikat pada 4 Juli 1946.
c) Gerakan Nasionalis Rakyat Cina
Gerakan ini dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, yang mengadakan
pembaharuan dalam segala sektor kehidupan bangsa Cina. Dia menentang
kekuasaan Dinasti Mandsyu. Dasar gerakan San Min Chu I:
b. Republik Cina adalah suatu negara nasional Cina
c. Pemerintah Cina disusun atas dasar demokrasi (kedaulatan berada di tanggan rakyat)
d. Pemerintah Cina mengutamakan kesejahteraan sosial bagi rakyatnya.
Apa yang dilakukan oleh Dr. Sun Yat Sen sangat besar pengaruhnya
terhadap pergerakan rakyat Indonesia. Terlebih lagi setelah terbentuknya
Republik Nasionalis Cina (1911)
d) Pergerakan Turki Muda (1908)
Dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha menuntut pembaharuan dan
modernisasi di segala sektor kehidupan masyarakatnya. Ia ingin agar
dapat mengembangkan negerinya menjadi negara modern. Gerakan Turki Muda
ini banyak mempengaruhi munculnya pergerakan nasional di Indonesia.
e) Pergerakan Nasionalisme Mesir
Dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang
kekuasaan bangsa Eropa terutama Inggris atas negeri Mesir. Adanya
pandangan modern dari Mesir yang dikemukakan oleh Muhammad Abduh
mempengaruhi berdirinya organisasi-organisasi keagamaan di Indonesia
seperti Muhammaddiyah.
Intinya dengan gerakan kebangsaan dari berbagai negara tersebut
mendorong negara-negara lain termasuk Indonesia untuk melakukan hal yang
sama yaitu melawan penjajahan dan kolonialisme di Negaranya.
c. Munculnya Paham-paham baru
Munculnya paham-paham baru di luar negeri seperti nasionalisme,
liberalisme, sosialisme, demokrasi dan pan islamisme juga menjadi dasar
berkembangnya paham-paham yang serupa di Indonesia. Perkembangan
paham-paham itu terlihat pada penggunaan ideologi-ideologi (paham) pada
organisasi pergerakan nasional yang ada di Indonesia.
4. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN NASIONALISME DI INDONESIA
TUMBUHNYA NASIONALISME DI INDONESIA
Karena adanya faktor pendukung diatas maka di Indonesiapun mulai
muncul semangat nasionalisme. Semangat nasionalisme ini digunakan
sebagai ideologi/paham bagi organisasi pergerakan nasional yang ada.
Ideologi Nasional di Indonesia diperkenalkan oleh Partai Nasional
Indonesia (PNI) yang diketuai oleh Ir. Soekarno. PNI bertujuan untuk
memperjuangkan kehidupan bangsa Indonesia yang bebas dari penjajahan.
Sedangkan cita-citanya adalah mencapai Indonesia merdeka dan berdaulat,
serta mengusir penjajahan pemerintahan Belanda di Indonesia. Dengan
Nasionalisme dijadikan sebagai ideologi maka akan menunjukkan bahwa
suatu bangsa memiliki kesamaan budaya, bahasa, wilayah serta tujuan dan
cita-cita. Sehingga akan merasakan adanya sebuah kesetiaan yang mendalam
terhadap kelompok bangsa tersebut.
PERKEMBANGAN NASIONALISME DI INDONESIA
Sebagai upaya menumbuhkan rasa nasionalisme di Indonesia diawali
dengan pembentukan identitas nasional yaitu dengan adanya penggunaan
istilah “Indonesia” untuk menyebut negara kita ini. Dimana selanjutnya
istilah Indonesia dipandang sebagai identitas nasional, lambang
perjuangan bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan. Kata yang mampu
mempersatukan bangsa dalam melakukan perjuangan dan pergerakan melawan
penjajahan, sehingga segala bentuk perjuangan dilakukan demi kepentingan
Indonesia bukan atas nama daerah lagi.
Istilah Indonesia mulai digunakan sejak :
· J.R. Logan menggunakan istilah Indonesia untuk menyebut
penduduk dan kepulauan nusantara dalam tulisannya pada tahun 1850
· Earl G. Windsor dalam tulisannya di media milik J.R. Logan tahun 1850 menyebut penduduk nusantara dengan Indonesia
· Serta tokoh-tokoh yang mempopulerkan istilah Indonesia di dunia internasional
· Istilah Indonesia dijadikan pula nama organisasi mahasiswa
di negara Belanda yang awalnya bernama ”Indische Vereninging” menjadi
”Perhimpunan Indonesia”
· Nama majalah ”Hindia Putra” menjadi ”Indonesia Merdeka”
· Istilah Indonesia semakin populer sejak Sumpah Pemuda 28
Oktober 1928. Melalui Sumpah Pemuda kata Indonesia dijadikan sebagai
identitas kebangsaan yang diakui oleh setiap suku bangsa,
organisasi-organisasi pergerakan yang ada di Indonesia maupun yang di
luar wilayah Indonesia.
· Kata Indonesia dikukuhkan kembali dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945
Perkembangan nasionalisme yang mengarah pada upaya untuk melakukan
pergerakan nasional guna melawan penjajah tidak bisa lepas dari peran
berbagai golongan yang ada dalam masyarakat, seperti golongan
terpelajar/kaum cendekiawan, golongan profesional, dan golongan pers.
a. Golongan Terpelajar
Golongan terpelajar dalam masyarakat Indonesia saat itu termasuk
dalam kelompok elite sebab masih sedikit penduduk pribumi yang dapat
memperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan merupakan sebuah
kesempatan yang istimewa bagi rakyat Indonesia. Mereka memperoleh
pendidikan melalui sekolah-sekolah yang didirikan kolonial yang dirasa
memiliki kualitas baik. Dengan pendidikan model barat yang mereka
miliki, golongan terpelajar dipandang sebagai orang yang memiliki
pandangan yang luas sehingga tidak sekedar dikenal saja tetapi mereka
dianggap memiliki kepekaan yang tinggi. Sebab selain memperoleh
pelajaran di kelas mereka akan membentuk kelompok kecil untuk saling
bertukar ide menyatakan pemikiran mereka mengenai negara Indonesia
melalui diskusi bersama. Meskipun mereka berasal dari daerah yang
berbeda tetapi mereka merasa senasip sepenanggunagan untuk mengatasi
bersama adanya penjajahan, kapitalisme, kemerosotan moral, peneterasi
budaya, dan kemiskinan rakyat Indonesia. Hingga akhirnya mereka
membentuk perkumpulan yang selanjutnya menjadi Oragnisasi Pergerakan
Nasional. Mereka membentu organisasi-organisasi modern yang berwawasan
nasional. Mereka berusaha menanamkan pentingnya persatuan dan kesatuan
bangsa, menanamkan rasa nasionalisme, menanamkan semangat untuk
memprioritaskan segalanya demi kepentingan nasional daripada kepentingan
pribadi melalui organisadi tersebut. Selanjutnya melalui organisasi
pergerakan nasional tersebut mereka melakukan gerakan untuk melawan
penjajahan yang selanjutnya membawa Indonesia pada kemerdekaan.
Jadi Golongan terpelajar memiliki peran yang besar bagi Indonesia
meskipun keberadaannya sangat terbatas (minoritas) tetapi golongan
terpelajar inilah yang menjadi pelopor pergerakan nasional Indonesia
hingga akhirnya kita berjuangan melawan penjajah dan memperoleh
kemerdekaan.
b. Golongan Profesional
Golongan profesional merupakan mereka yang memiliki profesi tertentu
seperti guru, dan dokter.Keanggotaan golongan ini hanya terbatas pada
orang seprofesinya. Golongan profesional ini lebih banyak ada dan
mengembangkan profesinya didaerah perkotaan. Golongan profesional pada
masa kolonial memiliki hubungan yang dekat dengan rakyat, sehingga
mereka dapat mengetahui keberadaan rakyat Indonesia pada saat itu.
Sehingga golongan ini dapat menggerakkan kekuatan rakyat untuk menentang
kekuasaan pemerintah kolonial Belanda.
1) Peran Guru
ü Guru merupakan ujung tombak perjuangan bangsa Indonesia untuk
mencapai kemerdekaannya dan berjuang memajukan bangsa Indonesia dari
keterbelakangan.
ü Guru memberikan pendidikan dan pengajaran kepada generasi
penerus bangsa melalui lembaga-lembaga pendidikan yang ada baik itu
sekolah yang didirikan oleh pemerintah kolonial maupun sekolah yang
didirikan oleh tokoh-tokoh bangsa Indonesia.
ü Melalui pendidikan tersebut guru dapat menanamkan rasa
kebangsaan/ rasa nasionalisme yang tinggi. Sehingga anak-anak kaum
pribumi dapat menyadari dan tekanan dari pemerintah kolonial Belanda.
ü Guru telah membangun dan membangkitkan kesadaran nasional bangsa Indonesia.
ü Guru telah mendidik dan melahirkan tokoh-tokoh pejuang yang
dapat diandalkan dalam memperjuangkan kebebasan bangsa Indonesia dari
cengkeraman kaum penjajah.
ü Orang-orang pribumi mulai menghimpun kekuatan dan berjuang
melalui organisasi-organisasi modern yang didirikannya.
Organisasi-organisasi perjuangan yang didirikan oleh kaum terpelajar
bangsa Indonesia dijadikan sebagai wadah perjuangan di dalam menentukan
langkah-langkah untuk mengusir pemerintah kolonial Belanda dan berupaya
membebaskan bangsa dari segala bentuk penjajahan asing.
Bagi guru tempat perjuangan mereka adalah lembaga-lembaga pendidikan
yang ada, di sekolah tersebut guru membangkitkan semangat perjuangan
bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya.
Contoh lembaga pendidikan yang ada, yaitu :
· Perguruan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara
· Lembaga Pendidikan Perguruan Muhammadiyah didirikan oleh K.H Achmad dahlan
Melalui gurulah dihasilkan tokoh-tokoh besar bangsa Indonesia maupun
tokoh-tokoh besar dunia. Di tangan gurulah terletak maju mundurnya
sebuah bangsa. Jadi jika tidak ada guru maka mungkin Indonesia tidak
dapat terbebas dari Kekuasaan kolonial.
2) Peran Dokter
Ø Pada masa kolonial dokter memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kehidupan rakyat.
Ø Dokter dapat merasakan kesengsaraan dan penderitaan yang
dialami rakyat Indonesia melalui penyakit yang dideritanya. Ia
mendengarkan berbagai keluhan yang dialami oleh rakyat Indonesia.
Penderitaan dan kesengsaraan yang dialami oleh rakyat Indonesia adalah
akibat dari berbagai tekanan dan penindasan yang dilakukan oleh
pemerintah kolonial Belanda.
Ø Ketergerakan hati mereka diwujudkan melalui perjuangan dengan
membentuk wadah organisasi yang bersifat sosial dan budaya yang
diberinama Budi Utomo yang didirikan 20 Mei 1908 oleh Dr. Wahidin
Sudirohusodo, Dr. Sutomo, Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr. Gunawan
Mangunkusumo.
c. Golongan Pers
Pers sudah mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-19, dan masuknya
pers di Indonesia memberikan pengaruh yang cukup besar bagi bangsa
Indonesia. Wujud perkembangan pers dapat dilihat dalam bentuk surat
kabar maupun majalah. Awalnya surat kabar yang beredar hanya digunakan
untuk orang-orang asing tetapi karena untuk mengejar pelanggan dari
masyarakat pribumi maka muncul surat kabar yang di modali orang Cina
tetapi menggunakan bahasa Melayu.
Peran media :
Melalui surat kabar terdapat pendidikan politik, sebab melalui surat
kabar tersebut ternyata dimuat isu-isu mengenai masalah politik yang
sedang berkembang sehingga secara tidak langsung melalui surat kabar
tersebut telah memberikan pendidikan politik kepada masyarakat
Indonesia.
Melalui Surat kabar/ majalah mempunyai fungsi sosial dasar yaitu
memperluas pengetahuan bagi para pembacanya dan dapat membentuk pendapat
(opini) umum.
Pendidikan sosial politik dapat disalurkan melalui tulisan-tulisan di
surat kabar dan media masa sehingga menumbuhkan pemikiran dan pandangan
kritis pembaca yang dapat membangkitkan kesadaran bersama bagi bangsa
Indonesia.
Surat kabar merupakan media komunikasi cetak yang paling potensial
untuk memuat berita, wawasan dan polemik (tukar pikiran melalui surat
kabar), bahkan ide dan pemikiran secara struktural dapat dikomunikasikan
kepada masyarakat luas.
Meskipun pada masa itu ruang gerak pers dibatasi dan dikontrol ketat
oleh pemerintah kolonial. Tetapi melalui surat kabar tersebut sebagai
sarana untuk menyampaikan segala sesuatu yang dikehendaki dan
diprogramkan oleh pemerintah sehingga sedapat mungkin bisa
diinformasikan kepada masyarakat luar. Dimana pemberitahuannya lebih
memihak pada pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Pada masa pergerakan nasional Indonesia, surat kabar mempunyai
peranan yang sangat penting bahkan organisasi pergerakan nasional
Indonesia telah memiliki surat kabar sendiri-sendiri, seperti:
Darmo Kondo (Budi Utomo), Oetoesan Hindia (Sarekat Islam), Het
Tiidsriff dan De Expres (Indische Partij), Indonesia Merdeka
(Perhimpunan Indonesia), Soeloeh Indonesia Moeda (PNI), Pikiran Rakyat
(Partindo), Daulah Ra’jat (PNI Baru)
Surat kabar yang dimiliki oleh organisasi-organisasi tersebut menjadi
salah satu sarana untuk menyampaikan bentuk-bentuk perjaungan kepada
rakyat, agar rakyat dapat mengetahui dan memberikan dukungan kepada
organisasi-organisasi itu.
Nasionalisme di Indonesia mengalami kemajuan dan perkembangan yang
sangat pesat ketika secara resmi Budi Utomo diakui oleh Pemerintah
Belanda pada tahun 1908. Secara singkat perkembangan nasionalisme
Indonesia menjadi lebih ramai sejak berdiri Budi Utomo hingga Proklamasi
Kemerdekaan. Sejak budi utomo berdiri organisasi-organisasi yang
mengusahakan perbaikan dan kondisi rakyat Indonesia.
Tahapan perkembangan nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut.
a) Periode Awal Perkembangan
Dalam periode ini gerakan nasionalisme diwarnai dengan perjuangan
untuk memperbaiki situasi sosial dan budaya. Organisasi yang muncul pada
periode ini adalah Budi Utomo, Sarekat Dagang Indonesia, Sarekat Islam,
dan Muhammadiyah.
b) Periode Nasionalisme Politik
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia mulai bergerak dalam
bidang politik untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Organisasi yang
muncul pada periode ini adalah Indische Partij dan Gerakan Pemuda.
c) Periode Radikal
Dalam periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia ditujukan untuk
mencapai kemerdekaan baik itu secara kooperatif maupun non kooperatif
(tidak mau bekerjasama dengan penjajah). Organisasi yang bergerak secara
non kooperatif, seperti Perhimpunan Indonesia, PKI, PNI.
d) Periode Bertahan
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia lebih bersikap moderat
dan penuh pertimbangan. Diwarnai dengan sikap pemerintah Belanda yang
sangat reaktif sehingga organisasi-organisasi pergerakan lebih
berorientasi bertahan agar tidak dibubarkan pemerintah Belanda.
Organisasi dan gerakan yang berkembang pada periode ini adalah Parindra,
GAPI, Gerindo.
Dari perkembangan nasionalisme tersebut akhirnya mampu menggalang
semangat persatuan dan cita-cita kemerdekaan sebagai bangsa Indonesia
yang bersatu dari berbagai suku di indonesia.
5. UPAYA BANGSA INDONESIA UNTUK MENCAPAI KEMERDEKAAN INDONESIA
A. KEADAAN JEPANG PADA AKHIR KEKUASAANNYA di INDONESIA
Keterlibatan Jepang dalam Perang di Lautan Pasifik “Perang Asia Timur
Raya” maka semakin lama kondisi Jepang semakin kurang menguntungkan.
Hal ini dikarenakan:
1. Keadaan ekonomi dan politik negara mengalami krisis,
2. Keadaan Jepang semakin kurang menguntungkan terlebih karena
pada Juli 1944 kepulauan Marina jatuh ke tangan sekutu ditambah lagi
sekutu berhasil membom Pulau Saipan yang merupakan kota besar dan
merupakan pusat kekuasaan Jepang di lautan Pasifik serta wilayah
tersebut letaknya sangat strategis dengan pusat kota di Jepang yaitu
Tokyo. Selain itu Papua Nugini, Kepulauan Salomon, dan kepulauan
Marshall yang merupakan benteng pertahanan pasukan Jepang jatuh pula ke
tangan sekutu. Ambon, Makasar, Manado, dan Surabaya serta Tarakan dan
Balikpapan juga diserang oleh sekutu.
3. Akhirnya pada tanggal 17 Juli 1944, Jendral Hideki Tojo
meletakkan jabatannya sebagai perdana mentri dan digantikan oleh Jendral
Kuniaki Koiso yang mempunyai tugas untuk memulihkan kewibawaan Jepang
di mata bangsa Asia dengan menjanjikan kemerdekaan kepada sejumlah
negara termasuk Indonesia. Pada tanggal 7 September 1944, Jendral Koiso
memberikan janji kemerdekaan kepada rakyat Indonesia didepan Parlemen
Jepang tujuannya adalah agar rakyat tidak mengadakan perlawanan terhadap
Jepang dan bahkan mau membantu Jepang dalam berbagai peperangan.
Sebagai bentuk keseriusan janji tersebut bendera merah putih boleh
dikibarkan di kantor pemerintahan tetapi harus berdampingan dengan
bendera Jepang.
2. Jepang perkembangannya semakin sering mengalami kekalahan
seperti pada tanggal 7 Mei 1945 Jepang mengalami kekalahan dalam perang
melawan negara yang tergabung dalam front ABCD di Laut Karang.
3. Keadaan Jepang semakin buruk terlebih ketika pasukan Amerika
Serikat berhasil menyerang pusat-pusat industri milik Jepang dan
berhasil membumi hanguskannya yaitu pada tanggal 6 Agustus 1945 berhasil
membom kota Hirosima yang diperkirakan 80 ribu orang meninggal karena
peristiwa ini, sementara itu pada tanggal 9 Agustus 1945 kota Nagasaki
berhasil dibom juga.
4. Dibomnya kedua kota pusat industri besar tersebut membuat
keadaan Jepang yang sudah buruk semakin tidak dapat berbuat apa-apa
apalagi penghasilan dari kedua kota itulah yang sedikit banyak membiayai
setiap peperangan Jepang. Akhirnya Jepang terpaksa harus menyerah pada
pasukan Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.
5. Sejak saat itu Jepang terpaksa meninggalkan daerah
pendudukannya dan menyerahkan pada sekutu demikian pula Indonesia.
Meskipun Jepang telah menyerah pada tanggal 14 Agustus 1945 dan tidak
lagi menjalankan perannya sebagai penguasa wilayah Indonesia tetapi
sekutu belum juga datang untuk mengambil alih sehingga di Indonesia
terjadi kekosongan kekuasaan.
B. UPAYA INDONESIA dalam MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN
ü 1 Maret 1945, Jendral Kumakichi Harada membentuk badan khusus
yang bertugas menyelidiki usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu
Dokuritsu Junbi Chosakai atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tujuan dari BPUPKI adalah untuk
mempersiapkan hal penting mengenai tata pemerintahan Indonesia merdeka.
Dengan anggota sebanyak 60 orang dari tokoh-tokoh Indonesia dan 7 orang
bangsa Jepang. Ketuanya, KRT Radjiman Widyadiningrat, dan wakilnya, R.
Surono dan satu orang dari Jepang.
ü BPUPKI diresmikan pada 29 Mei 1945 ditandai dengan pembukaan
SIDANG I yang berlangsung dari 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945. Dimana
dalam sidang ini membicarakan mengenai falsafah dasar negara Indonesia
Merdeka yang kemudian dikenal dengan PANCASILA. Tokoh-tokoh yang
mengusulkan tentang dasar negara tersebut adalah Muh. Yamin, Dr. Supomo,
dan Ir. Soekarno.
· Sidang tanggal 29 Mei 1945
Muh Yamin, mengusulkan rumusan “Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat”.
· Sidang tanggal 31 Mei 1945
Dr. Supomo, mengusulkan rumusan “Persatuan, Kekeluargaan, Mufakat dan Demokrasi, Musyawarah, dan Keadilan Sosial”
· Sidang tanggal 1 Juni 1945
Ir. Sukarno, mengajukan rumusan“Kebangsaan Indonesia,
Internasionalisme/ Peri Kemanusiaan, Mufakat/ Demokrasi, Kesejahteraan
sosial, Ketuhanan Yang Maha Esa. Apa yang dikemukakan Sukarno tersebut
dikenal dengan istilah Pancasila. Tanggal 1 Juni di kenal sebagai hari
lahirnya Pancasila.
ü Sidang BPUPKI yang kedua akan diselenggarakan bulan Juli 1945
sebelum masa reses pada tanggal 22 Juni 1945 dibentuk Panitia
Sembilan/Panitian Kecil menghasilkan dokumen yang berisi asas dan tujuan
negara Indonesia merdeka yang dikenal dengan “PIAGAM DJAKARTA” yang
kemudian menjadi Mukadimah Undang-undang Dasar 1945.
ü ISI PIAGAM DJAKARTA, adalah sebagai berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan.
5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
ü Pada 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan karena dianggap terlalu
cepat mewujudkan Indonesia Merdeka maka Jenderal Terauchi membentuk
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi
Iinkai dibentuk untuk mengganti BPUPKI. PPKI beranggotakan 21 orang
dengan Ketua, Ir. Soekarno dan Wakilnya, Moh. Hatta. PPKI kemudian
ditambah keanggotanya menjadi 27 orang tanpa seijin Jepang. Tugas PPKI
adalah menyusun rencana kemerdekaan Indonesia yang telah dihasilkan
BPUPKI.
ü Pada tanggal 9 Agustus 1945, 3 orang tokoh Indonesia yaitu
Soekarno, Hatta, Radjiman Widyodiningrat berangkat ke Saigon/ Dalat di
Vietnam Selatan untuk memenuhi panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara
Marsekal Terauchi guna menerima informasi tentang kemerdekaan Indonesia.
Dimana disepakati bahwa wilayah Indonesia akan meliputi seluruh bekas
jajahan Belanda.
C. PERISTIWA RENGASDENGKLOK
Ir. Sukarno baru tiba di Indonesia pada tanggal 15 Agustus 1945,
sementara itu para pemuda Indonesia telah mendengar berita kekalahan
Jepang terhadap sekutu. Mereka ingin segera mengambil kesempatan
tersebut untuk memproklamsikan kemerdekaan Indonesia. Inilah menjadi
salah satu latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok. Sementara
itu Sukarno menolak keinginan para pemuda dengan alasan kemerdekaan
Indonesia harus melalui PPKI. Penolakkan inilah yang menimbulkan
ketegangan antara golongan tua dan muda. Menghadapi keadaan ini maka
para pemuda menyusun rencana untuk menjauhkan Sukarno dan Hatta dari
pengaruh Jepang. Maka terjadilah Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal
16 Agustus 1945 yaitu sebuah peristiwa sebagai reaksi terhadap perbedaan
pendapat antara golongan tua dan golongan muda mengenai kemerdekaan
Indonesia dengan membawa Sukarno dan Hatta ke kota Rengasdengklok. Pada
akhirnya terjadi kesepakatan bahwa proklamasi akan diselenggarakan
setelah tiba di Jakarta dengan adanya Jaminan taruhan nyawa bahwa
Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan tanggal 17 Agustus 1945
selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB akhirnya Komandan Kompi Peta setempat
Sudancho Subeno bersedia melepaskan Sukarno-Hatta ke Jakarta setelah
Jusuf Kunto mengantar Ahmad Subardjo menjemput Sukarno-Hatta di
Rengasdengklok.
D. PERUMUSAN NASKAH PROKLAMASI
o Kurang lebih pukul 23.00 Bung Karno dan Bung Hatta tiba di
Jakarta setelah singgah dirumah masing-masing langsung menuju ke Rumah
Laksamana Muda Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1, yang dianggap paling
aman dari ancaman militer Jepang.
o Sebelum menyusun naskah Maeda mengantar Soekarno-Hatta
menghadap Mayor Jenderal Nishimura untuk menjajaki sikapnya mengenai
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tetapi pertemuan tersebut tidak
mencapai kata sepakat meskipun begitu Sukarno mengharapkan Jepang tidak
menghalangi pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia yang akan
segera dilaksanakan.
o Di ruang makan rumah Laksamana Muda Maeda yang dihadiri 30
orang naskah proklamasi dirumuskan dan dikonsep oleh Sukarno (menulis)
yang disempurnakan oleh Hatta (usulan kalimat terakhir dari naskah
Proklamasi) dan Ahmad Subardjo (usul kalimat pertama dalam naskah
Proklamasi diambil dari rumusan BPUPKI).
o Setelah selesai naskah tersebut hendak ditandatangani.
Sukarno mengusulkan agar seluruh hadirin menandatangani naskah
proklamasi sebagai wakil-wakil bangsa Indonesia. Hal ini diperkuat oleh
Hatta dengan mengambil contoh Declaration of Independence. Hal ini
ditentang oleh Sukarni, ia mengusulkan agar yang menandatangani naskah
proklamasi adalah Sukarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Dan usul
tersebut diterima dengan baik oleh para hadirin.
o Sukarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik naskah tulisan
tangan tersebut dengan perubahan-perubahan yang telah disepakati.
Perbedaan dari naskah teks proklamasi yang ditulis tangan dengan naskah yang diketik:
Naskah Tulis Tangan
Naskah yang diketik
Wakil-wakil Bangsa Indonesia
Atas Nama Bangsa Indonesia
Djakarta, 17-8-‘05
Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun ‘05
Tempoh
Tempo
05 merupakan tahun Jepang 2605.
E. PELAKSANAAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
v Tempat :
Awalnya diputuskan akan diselenggarakan di Lapangan IKADA, sebab
disana telah dipersiapkan sebagai tempat berkumpulnya masyarakat Jakarta
untuk mendengarkan pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Tetapi karena jalan-jalannya dijaga ketat oleh pasukan Jepang yang
bersenjata lengkap maka dikawatirkan akan terjadi bentrokkan antara
rakyat Indonesia dengan pihak Jepang. Sehingga disepakati bahwa
pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan di depan
rumah Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
v Waktu :
Hari Jum’at 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB (9 Ramadhan 1364 H)
v Peralatan (sound system, spiker,dsb) dipersiapkan oleh Wilopo.
v Tiang bendera yang terbuat dari bamboo dipersiapkan oleh Suhud tiang tersebut ditancapkan di depan teras rumah Soekarno.
v Bendera dijahit tangan oleh Fatmawati Soekarno dengan bentuk ukuran standar untuk dikibarkan.
v Para pemimpin bangsa Indonesia mulai berdatangan dan setelah
Bung Hatta tiba tepat pada pukul 10.00 WIB acara dimulai dengan pidato
singkat dari Bung Karno yang dilanjutkan acara sebagai berikut.
- Pertama : Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
- Kedua : Pengibaran Bendera Merah Putih (Suhud dan Latief Hendraningrat) diiringi lagu Indonesia Raya
- Ketiga : Sambutan Walikota Suwirjo
F. MAKNA PROKLAMASI BAGI BANGSA INDONESIA
Ø Proklamasi merupakan pernyataan berdasarkan hukum dan resmi bahwa bangsa Indonesia telah merdeka.
Ø Dengan Proklamasi, bangsa Indonesia menjadi pelopor bagi
bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk memerdekakan diri dari penindasan bangsa
asing ( bangsa Asia pertama yang merdeka setelah PD II selesai.
Ø Proklamasi menyebabkan bangsa Indonesia semakin percaya pada
kekuatan sendiri yang telah menjadikannya bangsa yang merdeka, bebas
dari tekanan dan terlepas dari penjajahan bangsa asing yang telah
dideritanya sejak lama.
Ø Dengan kemerdekaan ini bangsa Indonesia berhak mengatur
sendiri negaranya dan mulai menjalankan kehidupan kenegaraannya (baik
dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan,
dsb) sendiri tanpa diatur oleh bangsa lain serta berusaha sekuat tenaga
mempertahankannya dari gangguan bangsa asing.
Ø Proklamasi merupakan jembatan yang menghubungkan dan
mengantarkan bangsa Indonesia dalam mencapai masyarakat baru yang bebas
dari tekanan dan ikatan.
Ø Proklamasi merupakan momentum nasional dalam pembentukan
Negara Indonesia yang merdeka, bebas dari segala bentuk penjajahan
asing.
Ø Proklamasi merupakan titik puncak perjuangan pergerakan bangsa
Indonesia yang telah mengantarkannya ke pintu gerbang kebebasan menjadi
tongak sejarah baru bagi bangsa Indonesia.
Ø Proklamasi bukan merupakan titik akhir perjuangan bangsa
Indonesia tetapi terus berjuang untuk mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan yang telah dicapainya itu.
G. UPAYA PENYEBARLUASAN BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
Setelah Proklmasi berita kemerdekaan Indonesia segera menyebar di
Jakarta dan selanjutnya disebarkan ke seluruh Indonesia. Penyambutan
berita Proklamasi terbukti dengan adanya pelucutan senjata pasukan
Jepang, pengambil alihan pucuk pimpinan dan semangat terus berjuang
untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Penyebarluasan
berita Proklamasi tersebut dilakukan melalui,
* Radio kantor berita Jepang, Domai yang berhasil dikacaukan. Berita
proklamasi tersebut tersiar pada tanggal 17 Agustus 1945 sebanyak tiga
kali. Bahkan setiap 30 menit hingga siaran berakhir pukul 16.00 berita
tersebut terus diulang. Berita kemerdekaan Indonesia akhirnya dapat
tersebar hingga ke luar negeri melalui jaringan Jepang sendiri. Berita
kemerdekaan Indonesia tersebut terus tersebar kemana-mana.
* Surat Kabar, surat kabar yang pertama menyebarkan berita tentang
proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Tjahaja di Bandung dan Soeara
Asia di Surabaya. Hampir seluruh harian di jwa dalam penerbitan tanggal
20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi dan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
* Selebaran yang disebarkan di penjuru kota.
* Spanduk dan Pamflet dipasang ditempat-tempat strategis yang mudah dilihat khalayak ramai.
* Aksi corat-coretan pada tembok-tembok atau bahkan pada gerbong-gerbong kereta api.
* Penyebaran berita dari mulut ke mulut secara beranting, salah satu
kelompok yang terkemuka yaitu kelompok Sukarni yang bermarkas di Jalan
Bogor.
* Berita Proklamasi disiarkan ke daerah-daerah melalui utusan daerah
yang kebetulan waktu itu mengikuti sidang PPKI dan menyaksikan
pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945,
diantaranya
Teuku Moh. Hasan (Sumatra), Sam Ratulangie (Sulawesi), I Gusti Ketut
Puja (Sunda Kecil/Nusa Tenggara), Hamidhan (Kalimantan), Latuharhary
(Maluku)
o Pengiriman delegasi ke Negara-negara sahabat untuk
menyebarluaskan berita proklamasi kemerdekaan, misalnya Mr. Pilar dan
Mr. A.A Maramis ke India guna mendapat dukungan atas kemerdekaan RI.